PELAKSANAAN
PEKERJAAN
JALAN BETON
RIGID
Oleh: Ardiansyah.A
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan segala nikmat kepada kami sehingga Blog pembelajaran dengan judul metode pelaksanaan pekerjaan jalan beton rigid ini dapat diselesaikan sebagai mana mestinya. Blog pembelajaran ini dimaksudkan sebagai Sumber/buku yang akan mendukung kelancaran belajar pada mata kuliah jurusan teknik sipil. Materi – materi yang disajikan buku ini diharapkan dapat memberikan pemahaman pada pelaksanaan pekerjaan jalan beton rigid
Penyelesaian
Blog ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak baik berupa material
maupun dorongan motivasi kepada kami sebagai penyusun. Sebagai sebuah karya
keilmuan, kami harap semoga Blog ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi siapa
saja yang membaca dan mempelajarinya. Dan sebagai sebuah karya pula maka kami
menyadari bahwa sudah pati terdapat kekurangan atau pun kejanggalan di berbagai
tempat dalam buku ini. Oleh sebab itu, demi kesempurnaannya dimasa mendatang,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Jambi,
Oktober 2020
Penulis
PENDAHULUAN
Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) didefinisikan sebagai struktur perkerasan yang terdiri dari plat beton semen yang bersambungan (tidak menerus) dengan atau tanpa tulangan, atau plat beton menerus dengan tulangan, yang terletak di atas lapis pondasi bawah, tanpa atau dengan aspal sebagai lapis permukaan.
1). Lapis Pondasi
Lapis pondasi (base course) terdiri atas satu lapis plat (slab) beton semen mutu tinggi yang kira-kira setara dengan beton K-350 sampai K- 400. Dalam perkembangan terakhir, plat beton ini dapat juga terdiri atas beton pratekan.
Lapis pondasi yang terdiri atas plat beton semen ini merupakan konstruksi utama dari perkerasan kaku, yang apabila kontak langsung dengan roda lalu lintas (berfungsi sebagai lapis permukaan / surface course), maka permukaannya harus rata, tidak mudah aus dan tidak licin. Lapis pondasi tidak boleh lekat (unbonded) dengan lapis pondasi bawah (sub base course).
2). Lapis Pondasi Bawah
Fungsi utama lapis pondasi bawah (sub base course) :
- sebagai lantai kerja (working platform),
- mencegah pumping (pemompaan), dan
- menambah kekuatan tanah dasar, meskipun pada umumnya lapis pondasi bawah ini tidak diperhitungkan dalam memikul beban lalu lintas (bersifat non-struktural).
Pumping adalah peristiwa masuknya air hujan dari permukaan plat beton melalui retakan/celah sambungan pada plat beton tersebut dan terus ke tanah dasar, yang kemudian dengan terjadinya lendutan plat beton akibat dari beban lalu lintas berat mengakibatkan air dapat terpompa ke luar lagi dengan membawa butir-butir halus material tanah dasar; akibatnya lambat laun terjadi rongga di bawah plat beton sehingga plat beton kehilangan dukungan sehingga akhirnya retak karena plat beton tidak didesain untuk menahan momen lentur.
Tahap awal terjadinya pumping dapat dilihat dari munculnya lumpur tanah merah di permukaan perkerasan di daerah sambungan / retakan plat beton. Untuk mengatasi pumping ini dapat digunakan material berbutir (granular material / agregat) untuk memberikan fasilitas drainase bagi air yang masuk ke bawah perkerasan untuk kemudian disalurkan melalui saluran pembuang di bawah perkerasan (subdrain).
Agar berfungsi baik sebagai drainase maupun sebagai saringan agar material halus tanah dasar tidak bisa lewat, maka material berbutir yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan agregat porous (filter material). Alternatif lainnya, dapat dipergunakan lean concrete (yaitu beton kurus dengan kekuatan kubus 1,0 MPa, atau dikenal juga sebagai beton B-0) sebagai lapis pondasi bawah. Dalam hal ini lean concrete dimaksudkan sebagai material penghambat (blocking) masuknya air ke bawah perkerasan (tanah dasar). Secara teoritis, antara lapis pondasi bawah dengan plat beton di atasnya tidak boleh ada ikatan (bonding) sehingga perlu dipasang bond breaker.
3). Bond Breaker
Bond breaker dipasang di atas subbase agar tidak ada kelekatan (bonding) atau gesekan (friction) antara lapis pondasi bawah dengan plat beton. Dalam praktek bond breaker dibuat dari plastik tebal (minimum 125 mikron).
Untuk mencegah gesekan, maka permukaan lapis pondasi bawah tidak boleh dikasarkan (grooving atau (brushing).
Pada waktu pemasangan plastik harus dihindari terjadinya “air-trapped” di bawah plastik karena akan menyebabkan “irregular joint” yang akan menimbulkan gesekan antara lapis pondasi bawah dengan plat beton di atasnya. Bila lapis pondasi bawah terdiri atas granular material, tidak diperlukan adanya bond breaker, kecuali kalau ada kekhawatiran terjadinya “dewatering” campuran beton.
KAJIAN TEORI
1. Identifikasi Beton Rigid
konstruksi perkerasan jalan terdiri dari, yaitu perkerasan lentur (flexible pavement) yang bahan pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku (rigid pavement) dengan semen sebagai bahan pengikatnya yang jalannya biasa juga disebut jalan beton. Jalan beton biasanya digunakan untuk ruas jalan dengan hirarki fungsional arteri yang berada dikawasan baik luar maupun dalam kota untuk melayani beban lalu-lintas yang berat dan padat.
Selain itu karena biaya
pemeliharaan jalan beton dapat dikatakan nihil walaupun biaya awalnya lebih
tinggi dibandingkan dengan jalan aspal yang selalu memerlukan pemeliharaan
rutin, pemeliharaan berkala, dan peningkatan jalan (tentunya ini akan memakan
biaya yang tidak sedikit pula), maka sangatlah tepat jika jalan beton digunakan
pada ruas-ruas jalan yang sangat sibuk karena sesedikit apapun, perbaikan jalan
yang dilakukan akan mengundang kemacetan yang tentunya akan berdampak sangat
luas.
1.1 Pengertian Beton Rigid
Beton rigid adalah suatu susunan konstruksi perkerasan dimana sebagai
lapisan atas digunakan pelat beton, yang terletak diatas pondasi atau langsung
diatas tanah dasar pondasi atau langsung diatas dasar (subgrade).
1.2 Jenis – jenis beton rigid atau
perkerasan kaku
a.
Perkerasan
beton semen
Perkerasan
beton semen adalah perkerasan kaku dengan beton sebagai pelapis aus. Perkerasan
beton semen ini ada 4 jenis yaitu :
(1)
Perkerasan
beton semen dengan sambungan tanpa tulangan.
c. Pneumatic tire roller yang berguna untuk memadatkan kelas A dan
tanah yang disatukan sebelum digiling/dikeraskan, sebagai contoh gambar:
2.5 Mobil mixer / mobil molen pengankut beton
Mobil mixer adalah kendaraan yang mengangkut beton dari baching
plan menuju lokasi tempat pekerjaan.
Mobil mixer ini ada 2 bentuk dan memuat kapasitas beton yang
berbeda yaitu:
a. mobil mixer bentuk seperti truck berkapasitas 3,0 M3/kubik
b. mobil mixer bentuk seperti fuso berkapasitas 7,0 M3/kubik, dan dibawah ini gambar bentuk kendaraan sebagai berikut:
1) Mobil mixer berkapasitas 3,0 M3
a.
Pengambilan Sta
3. Langkah – Langkah
Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Beton Rigid
Pada
pelaksanaan pekerjaan ada langkah – langkah yang akan diambil diantaranya
pembuatan lokasi/lahan yang dijadikan objek, pemasangan begisting elsi dan
rigid, perakitan besi dan menyelesaian pekerjaan berikut penjelesan beseta
gambar .
3.1 Pembuatan lokasi / lahan pekerjaan jalan beton
rigid
Untuk membuat lokasi / lahan pekerjan yang akan dilakukan yaitu:
a. Mengukur lebar dan tinggi sesuai dokumen dari perusahaan
b. Menggali lahan menggunakan excavator dan mengukur kembali
ketinggian dan lebar.
c.
Mengambil tanah dengan dibantu
Loader
d. Meratakan
Kelas A yang sudah disebarkan menggunakan Motor Greder untuk menyatukan tanah
dan kelas A.
f. Dan
dipadatkan menggunakan Tandem roller / Vibrator
Pada
tahap ini perlu diperhatikan dalam pemasangan begisting elsi sebagai berikut:
a.
Menggunakan selang yang
ukuran kecil dan panjang untuk mengukur ketinggian elsi dari posisi tengah
kesamping dengan turun 2-3 cm untuk aliran air mengarah kepinggir
b. Memasang
begisting elsi memanjang kedepan lurus
c. Dan
begisting elsi dipatok menggunakan besi behel yang kuat supaya saat
penghamparan beton tidak jebol atau terlepas dari bagisting elsi
d. Patok
bisa ditambahkan kayu bulat supaya lebih kuat
e. Setiap
ujung begisting elsi diikat menggunakan kawat ikat supaya tidak terlepas, contoh gambar sebagai berikut :
Dalam menghampar beton elsi
yang harus diperhatikan kekuatannya yang biasanya menggunakan k 125 sebagai
dasar dan yang perlu diperhatikan dalam
mengecor beton elsi yaitu:
a. Mengatur
pekerja yang mana mengendalikan control mixer beton yang keluar dari bak mixer
b. Membagi
pekerja yang mana melangsir beton dan yang meratakan beton
c. Dan
pekerja merapikan beton untuk beton elsi dengan rapi contoh gambar sebagai berikut:
3.4 Pemasangan Begisting Rigid
Pada
proses pemasangan begisting rijit yang perlu dimengerti adalah
a. Memang
begisting rijit harus diukur ketinggian dan lebarnya sesuai gambar yang
diberikan
b. Setelah
betul ukuran maka begisting rijit dipatok dengan besi behel dan diujung begisting rijit di ikat dengan kawat
ikat supaya kuat
c. Pada
dinding tengah begisting rijit diganjal menggunakan kayu bulat sehingga beton
ditumpahkan begisting rijit tidak jebol dalam menahan beban dari beton, contoh gambar sebagai berikut :
(1) Pada
pemasangan plastik hitam sangat diperhatikan supaya betin tidak rembes dan
persegmennya plastic hitam diatas nya di pasang crack induser untuk penahan dan
penanda pasangan salaran dowel pada pemasangan besi dowel, contoh gambar sebagai berikut :
(a) Meletakkan
2 salaran dowel
(b) Besi
dowel dicat sebagai tanda dengan warna terang, dipasangkan plastic kondom yang
sebelum nya diujung besi dowel diberikan gemuk atau pelumas sebanyak sesuai
gambar data
(c) Diujung
satunya besi dowel di ikat dengan kawat ikat supaya tidak bergeser
(d) Cakar
ayam dilas atau di ikat dengan kawat ikat sebanyak sesuai gambar data
(e) Setelah itu besi wermesh yang sudah dipasang cakar ayam diletakkan ke atas salaran yang sudah dipasang dan di ikat supaya beton ditumpahkan besi tidak bergerak.
3.6 Penghamparan Beton Rigid
dan Merapikan Beton Rigid
(1) Menghampar
beton rijit yang harus diperhatikan kekuatannya yang biasanya menggunakan k 350
sebagai dasar dan yang perlu diperhatikan dalam
mengecor beton rijit yaitu:
(a) Mengatur
pekerja yang mana mengendalikan control mixer beton yang keluar dari bak mixer
(b) Membagi
pekerja yang mana melangsir beton dan menggunakan mesin hampar beton untuk
meratakan kedepan
(c) Disaat
beton dihampar pekerja menggunakan mesin vibrator untuk meratakan beton
disela-sela besi dan mesin hampar berjalan dan sebagai contoh gambar :
2) Merapikan Beton Rigid
Merapikan
beton rigid menggunakan mesin perata beton atau menggunakan gosokan sangat
diperhatikan supaya beton mulus seperti contoh gambar berikut:
3.7. Mengroofing, Mengcatter
Beton, Menyilen,dan Geoteks
(2) Mengcatter beton harus sesuai dimana letak creck induser supaya beton tidak retak dan langsung diberikan silen/aspal cair untuk merapikan beton.
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pekerjaan Umum. (2002). Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton semen(edisi
final). Jakarta: PU Permukiman dan Prasarana.
Suryawan, Ari. (2009).
Perkerasan Jalan Beton Semen Portland (cetakan kedua).Yogyakarta: Beta
Offset.
Departemen Pekerjaan Umum.
(2003). Pelaksanaan Perkerasan jalan Beton semen Berdasarkan SNI PD T
14-2003. Jakarta: PU Permukiman dan Prasarana
Semoga blognya bisa menjadi referensi bagi pekerja yang akan melakukan pelaksanaan perkerasan jalan beton semen ini :)
BalasHapussiap
Hapusterima kasih masukannya
Info yang sangat bermanfaat.
BalasHapusNice... 👍🏻👍🏻